Komunikasi Audio Video Bantu Anak Tetap Dekat
Anda para orangtua mungkin kerap mengadapi kendala komunikasi dengan
anak-anak di rumah, karena urusan tugas ke luar kota atau ke luar negeri.
Komunikasi audio melalui telpon kadang terasa kurang memuaskan, karena tidak
bisa melihat wajahnya. Nah, memanfaatkan alat komunikasi audio video akan
sangat membantu.
Menurut penelitian Swinburne University of Technology di Australia, alat
komunikasi audio video seperti Skype, dapat membantu memelihara hubungan
keluarga dengan anak-anak kecil, ketika kehadiran fisik tidak memungkinkan.
Para peneliti menemukan bahwa untuk anak-anak kecil, koneksi video atau
kehadiran orangtua secara virtual, memberikan manfaat yang nyaris sama
sebagaimana halnya kehadiran fisik.
"Anak-anak umur 17 bulan yang terpisah secara fisik dari orang tua, tetap
merasakan kehadiran orangtua dari video yang mereka lihat," kata Joanne
Tarasuik, seorang mahasiswa PhD yang melakukan penelitian tersebut.
Joanne menambahkan, dalam situasi terpisah, komunikasi video menghubungkan
anak-anak kecil ini dengan orangtua. Anak-anak juga terbantu karena
mengurangi secara psikologis jarak yang disebabkan oleh pemisahan geografis.
Penelitian ini mengamati 41 anak berumur 17 bulan sampai lima tahun, untuk
menyelidiki apakah komunikasi video dengan orangtua memberi mereka rasa
kedekatan dan keamanan.
Setiap anak mendapat sesi bermain bebas dengan orangtua. Selanjutnya sang
anak dipisah secara fisik dengan orang tuanya, kemudian sesi selanjutnya
adalah menyatukan mereka kembali melalui melalui tautan video.
Para peneliti mendapati bahwa anak-anak menunjukkan tingkat interaktifitas
yang sama dengan orang tua mereka yang hanya hadir melalui tayangan video,
sebagaimana mereka berinteraksi secara fisik.
"Anak-anak itu dibiarkan sendirian bermain lebih lama di ruangan ketika
orangtuanya hampir ada untuk mereka (hadir melalui video, red), dibandingkan
dengan saat mereka dibiarkan sendiri tanpa kontak fisik maupun video dengan
orangtuanya," ujar pengawas Tarasuik, Dr Jordy Kaufman.
"Pada akhir pemisahan video, anak-anak itu memerlukan lebih sedikit kontak
fisik dengan orangtua daripada ketika mereka dibiarkan sepenuhnya
sendirian." (ANT/MLA)
Sumber : Liputan6.com